Setiap kejadian dalam hidup pasti punya hikmah atau pelajaran. Misalnya, kalau kamu belum punya kendaraan, mungkin itu cara Allah menjagamu dari bahaya di jalan. Dengan bersabar menghadapi kondisi ini, kamu justru bisa dapat pahala dan ampunan dari Allah.
Kunci Hati yang Syukur
Syukur itu penting banget, dan intinya ada tiga hal:
- Ikhlas Menerima Takdir: Apa pun yang terjadi dalam hidupmu, terima dengan lapang dada. Allah itu Mahabesar dan tidak pernah salah dalam menentukan takdir. Jadi, yakinlah bahwa semua yang kamu alami itu yang terbaik. Menerima takdir dengan ikhlas bisa membuatmu meninggal dalam keadaan baik (khusnul khatimah). Jangan pernah mengungkit-ungkit takdir masa lalu, karena semua itu sudah ketentuan Allah.
- Sabar Saat Tertimpa Musibah: Ketika ada masalah atau cobaan, tetaplah tenang dan sabar.
- Bersyukur atas Nikmat: Hargai semua nikmat yang sudah Allah berikan. Salah satu cara bersyukur adalah dengan menyederhanakan keinginan. Orang yang paling bahagia itu bukan yang punya banyak harta, tapi yang keinginannya sederhana. Coba bayangkan anak kecil yang sudah senang banget cuma dikasih permen, beda banget sama orang dewasa yang keinginannya nggak ada habisnya. Dengan keinginan yang sederhana, kita jadi lebih gampang bahagia. Jadi, jangan salah sangka kalau orang kaya pasti lebih bahagia daripada orang miskin. Justru orang yang terus-terusan dikejar target duniawi itu bisa jadi yang paling tersiksa. Kalau kita banyak bersyukur, dunia justru akan datang dengan sendirinya.
Mandiri dan Berusaha Itu Wajib!
Kita dituntut untuk mandiri dan bekerja keras. Orang beriman itu nggak boleh cuma bergantung sama orang lain. Setelah beribadah, kita harus langsung bergegas mencari nafkah, terutama bagi laki-laki yang punya kewajiban menafkahi keluarga. Ini adalah cara kita mencari karunia Allah melalui usaha.
Memahami Konsep Rezeki
Coba deh bayangkan burung yang sayapnya patah, rezekinya tetap dijamin Allah, bahkan ada burung lain yang membawakan makanan untuknya. Ini menunjukkan bahwa rezeki itu sudah diatur dan dicukupi oleh Allah.
Tapi, jangan sampai kita jadi berpikiran seperti burung yang sakit itu ya. Sebagai seorang mukmin, kita harus memposisikan diri seperti burung yang sehat: bekerja, berusaha, dan bahkan membantu burung yang sayapnya patah. Bekerja, berdagang, atau berbisnis itu bagian dari kebiasaan orang beriman. Jadi, ketika kita bekerja, niatkan untuk mencari rezeki, bukan cuma mengejar dunia.
Apa bedanya dunia dan rezeki?
- Dunia seringkali punya konotasi negatif, sementara rezeki selalu positif. Dunia itu "terlaknat" kecuali bagi orang yang mau belajar dan menggunakannya untuk kebaikan.
- Rezeki itu sifatnya positif dan nggak terbatas, bahkan bisa kita bawa sampai akhirat nanti.
- Puncak dari dunia adalah kekayaan, kemewahan, dan kekuasaan yang sifatnya fana, nggak ada habisnya, dan cuma berlaku di dunia saja.
- Siapa pun yang beriman dan beramal saleh, pasti Allah akan memberikan rezeki yang baik kepadanya.
- Dunia dan rezeki itu punya sudut pandang yang berbeda. Salah satu bentuk rezeki yang sering kita lupakan adalah ilmu. Jadi, rezeki itu nggak selalu tentang harta benda saja.
Komentar
Posting Komentar